Sila pertama pada pancasila adalah sila ketuhanan yang dilambangkan oleh bintang emas berlatar belakang hitam. Dari lambang tersebut, bintang emas menggambarkan bahwa bangsa Indonesia mengakui akan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, cahaya dari sebuah bintang diibaratkan sebagai sumber cahaya yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber cahaya yang menerangi negara Indonesia. Latar belakang yang berwarna hitam menggambarkan warna alami, dengan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa diharapkan bangsa Indonesia tidak tersesat dalam menjalankan kehidupan. Pada sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai-nilai yang terkandung adalah : Percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa serta menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Saling menghormati pemeluk agama lain. Memiliki toleransi antar umat beragama. Tidak memaksakan kehendak antar umat beragama. Tidak mencemooh atau mengejek kepercayaan orang lain. Asas kemanusiaan
Rumah Lontiok Lontiok adalah rumah adat yang berada di daerah Riau. Rumah ini merupakan rumah yang ditinggali oleh masyarakat Kampar. Rumah Lontiok juga dikenal dengan nama rumah lancang dan pencalang. Rumah Lontiok adalah rumah yang mempunyai ciri seperti rumah panggung. Kata Lontiok dalam bahasa Indonesia yaitu lentik. Kata Lontiok ini menunjuk kepada bentuk rumah Lontiok yang melengkung atau bengkok. Fungsi Rumah Lontiok ditopang oleh beberapa tiang penyangga. Rumah ini sengaja dibangun tinggi dengan beberapa tujuan. Tingginya rumah Lontiok berguna untuk melindungi keluarga yang berada dalam rumah dari serangan binatang buas seperti ular atau harimau. Selain binatang buas, tingginya rumah Lontiok berguna juga menghindari serangan dari suku-suku lain dalam masyarakat Kampar. Tinggi rumah Lontiok juga berguna untuk memelihara hewan atau berternak. Bagian kolong rumah yang cukup luas dipakai sebagai kandang hewan. Selain kandang hewan, terkadang bagian kolong rumah lont
Sejarah Tarian Nama tarian ini adalah Tari Kipas Pakarena. Kata pakarena diambil dari bahasa setempat karena yang berarti main. Jadi, tarian ini berarti tarian sambil memainkan kipas. Tarian ini berasal dari daerah Gowa di Sulawesi Selatan. Tari Kipas Pakarena dipercaya sebagai salah satu tarian peninggalan Kerajaan Gowa yang dulu pernah berjaya di Sulawesi Selatan. Tarian ini diwariskan turun temurun dan menjadi tradisi yang masih dilestarikan sampai sekarang. Mitos Menurut mitos yang beredar di masyarakat setempat, tarian ini diciptakan dari gerakan-gerakan tubuh dan kaki. Alkisah pada zaman dahulu, penghuni boting langi (Negeri Khayangan) berpisah dengan penguni lino (Bumi). Sebelum berpisah, penghuni boting langi mengajarkan penghuni lino bagaimana cara bercocok tanam, beternak, dan berburu. Nah, gerakan-gerakan itulah oleh penghuni lino digunakan sebagai ritual untuk mengungkapkan rasa syukur mereka kepada penghuni boting langi. Ditampilkan Saat Acara Tari Kipas Pakarena ini ditam
Komentar
Posting Komentar